Doa Nabi kepada Jarir bin Abdullah

Doa Nabi kepada Jarir bin Abdullah


Doa Nabi kepada Jarir bin Abdullah
Oleh. Muhammad Hendri Wibowo.
حدثنا محمد بن عبد الله بن نمير حدثنا ابن ادريس عن اسماعيل عن قيس عن جَرِيرٍ رضي الله عنه قال: مَا حَجَبَنِى النَّبِىُّ ،  صلى الله عليه وسلم  مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلا رَآنِى إِلا تَبَسَّمَ فِى وَجْهِى وفي رواية : ". ) ولا رآني إ لا ضحك (
وَلَقَدْ شَكَوْتُ إِلَيْهِ إِنِّى لا أَثْبُتُ عَلَى الْخَيْلِ  فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِى صَدْرِى ، وَقَالَ  ( اللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ ، وَاجْعَلْهُ هَادِيًا مَهْدِيًّا (
Telah bercerita Muhammad bin Abdulloh bin Numair telah bercerita kepada kami Ibnu Idris dari Ismail dari Qois dari Jarir radhiyallohu’anhu  berkata: ” Sejak aku masuk islam belum pernah Rasululloh sholallohu’alaihiwasallam menolak aku untuk bertemu dan berkunjung kerumah beliau. dan beliau selalu tersenyum ketika melihatku”.  Dalam riwayat lain “….Dan beliau selalu tersenyum setiap kali melihatku."  Aku mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa aku tidak tangguh mengendarai (menunggang) kuda, maka  beliau pun menepukkan telapak tangannya kedadaku seraya berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia penunggang yang mahir , dan jadikanlah dia pemberi petunjuk dan senantiasa terbimbing”. 

Biografi perowi a’laa:
Beliau adalah Jarir bin Abdulloh bin Jabir bin Syalil bin Malik bin Nashr bin Tsa’labah bin Jasym bin ‘Auf bin Hazimah bin Harb ‘Ali bin Malik bin Saad bin Sadzir bin Qosir bin Abqor bin Anmar bin Irosy Abu Amru, dikatakan dia adalah Abu Abdulloh Al Bajali .
Dia masuk islam empat puluh hari sebelum wafatnya Nabi salallohu’alaihi wasallam. Dia adalah seorang yang gagah berani , Jarir bin Abdullloh radhiyallohu’anhu beliau juga adalah seorang pemimpin kaumnya  , dia dari Kalangan  Shahabat , Kuniyahnya adalah  Abu 'Amru. Negeri semasa hidup beliau di Kufah ,Wafat  51 H.
Takhrij hadist:
Hadis ini ditakhrij oleh Imam Bukhori ( 3035) , Imam Muslim ( Bab Fadhoilu Jarir Bin Abdulloh rodhiyallohu’anhu, ( 2475 ), Ibnu Majah ( 155 ).
Ghoribol hadist :
حَجَبَنِى :  Menghalangiku atau menolak .  
شكوت :  Aku mengadu . 
تبسم    :     Tersenyum . 
هاديًا مهديًّا :  jadikanlah dia pemberi petunjuk dan senantiasa terbimbing .
Hadis penguat :
1.    Hadist yang  diriwayatkan Bukhori :
حدثنا مسدد : حدثنا يحيى، عن إسماعيل قال: حدثني قيس بن أبي حازم قال: قال لي جرير  قال لي رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « ألا تريحني من ذي الخلصة؟ » - وكان بيتًا في خثعم يسمى كعبة اليمانية - قال فانطلقت في خمسين ومائة فارس من أحمس، وكانوا أصحاب خيل، قال: وكنت لا أثبت على الخيل، فضرب في صدري حتى رأيت أثر أصابعه في صدري وقال: « اللهم ثبته واجعله هاديًا مهديًّا » . فانطلق إليها فكسرها وحرقها. ثم بعث إلى رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يخبره فقال رسول جرير : والذي بعثك بالحق ما جئتك حتى تركتها كأنها جمل أجوف أو أجرب. قال: "فبارك في خيل أحمس ورجالها خمس مرات"
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Yahya dari Isma'il berkata telah bercerita kepadaku Qais bin Abi Hazim berkata, Jarir berkata kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam telah Jarir berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai Jarir, maukah engkau menenangkan hatiku dari memikirkan Dzul Khalashah?.   Jarir berkata: Akupun bergegas berangkat ke sana, untuk berperang, bersama dengan seratus lima puluh pasukan berkuda dari suku Ahmas,  “Sebenarnya aku ini tidak begitu tangguh mengendarai kuda”. Hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau pun menepukkan telapak tangannya ke dadaku seraya berdoa, “Ya Allah, teguhkanlah dia dan jadikan dia pemberi petunjuk dan senantiasa terbimbing.” Qais berkata: Maka berangkatlah Jarir kesana dan berhasil membakar hangus rumah itu dengan api. Kemudian Jarir radhiyallohu’anhu mengutus seseorang di antara kami untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam. Orang itu biasa dipanggil dengan sebutan Abu Arthah nama aslinya Husain bin Rabi’ah. Sesampainya dia di hadapan Rasulullah  shallallahu‘alaihiwasallam, dia pun melapor, “Tidaklah saya datang menghadap anda kecuali kami telah meninggalkannya dalam keadaan hangus bagaikan seekor onta yang terkena kudis di sekujur tubuhnya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam pun mendoakan keberkahan bagi kuda-kuda suku Ahmas beserta pasukannya sebanyak lima kali.  
2.    Hadit yang diriwayatkan imam muslim tentang “keutamaan jarir bin abdulloh rodhiyallohu’anhu”.
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ قَيْسٍ عَنْ جَرِيرٍ قَالَ مَا حَجَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي زَادَ ابْنُ نُمَيْرٍ فِي حَدِيثِهِ عَنْ ابْنِ إِدْرِيسَ وَلَقَدْ شَكَوْتُ إِلَيْهِ أَنِّي لَا أَثْبُتُ عَلَى الْخَيْلِ فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي وَقَالَ اللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ وَاجْعَلْهُ هَادِيًا مَهْدِيًّا
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Waki' dan Abu Usamah dari Isma'il; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair; Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Idris; Telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Qays dari Jarir dia berkata; "Sejak saya masuk Islam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menolak saya untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau. Dan beliau selalu tersenyum kepadaku setiap kali melihat saya." Ibnu Numair menambahkan di dalam Haditsnya dari Ibnu Idris; Jarir berkata; 'Dan sungguh aku telah mengadukan kepadanya bahwa aku tidak bisa diam di atas kudaku. Lalu beliau memukul dadaku dengan tangannya seraya bersabda: "Ya Allah, kokohkanlah ia dan jadikanlah dia orang yang dapat memberi petunjuk."
3.    Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori bab  (5625) التبسم والضحك       
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ عَنْ إِسْمَاعِيلَ عَنْ قَيْسٍ عَنْ جَرِيرٍ قَالَ مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي وَلَقَدْ شَكَوْتُ إِلَيْهِ أَنِّي لَا أَثْبُتُ عَلَى الْخَيْلِ فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي وَقَالَ اللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ وَاجْعَلْهُ هَادِيًا مَهْدِيًّا
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris dari Isma'il dari Qais dari Jarir dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menghalangiku semenjak aku memeluk Islam dan tidaklah dia melihatku kecuali tersenyum. Aku telah mengadukan kepadanya, bahwa aku tidak kokoh berada di atas kuda, maka beliau menepukkan tangannya ke dadaku seraya berdoa: "Ya Allah, kokohkan dia dan jadikanlah dia petunjuk lagi pemberi petunjuk."
Kandungan dan hikmah hadist :   
    Pada hadist ini terdapat banyak kandungan dan hikmah didalamnya, sebagaimana terdapat dalam kitab fiqhu ad- da’wah sebagai berikut :
1.    Sifat seorang da’i adalah:
        perhatian terhadap objek da’wahnya,
karena merupakan suatu keharusan bagi seorang da’i untuk mengetahui keadaan mad’unya, kerena dengan perhatian itu akan akan mudah menarik hati mad’u dan dan akan menambah rasa simpati mad’u kepada da’i.
         berakhlak yang baik,
Tidak salah memang jika Aisyah radhiyallohu’anha. menggambarkan bahwa akhlak Nabi Muhammad shalallohu’alaihi wa sallam adalah Al Quran.
Ketika Aisyah radhiyallohu’anha ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad shalallohu’alaihi wa sallam, ia menjawab: “Akhlaknya adalah Al Quran.” 
 Dengan tersenyum dan menampakkan wajah yang berseri atau ceria ketika bertemu dengan                           saudaranya, inilah akhlak beliau shalallohu’alaihi wa sallam. karena dengan itu dapat menghilangkan kesombongan dan menambah kasih sayang. para   ulama’ salaf menyebutkan ciri-ciri akhlak yang baik itu dengan beberapa sifat yaitu tidak mendendam , kikir dan iri hati, selalu manis muka dan ceria, cinta dan benci karena Alloh Ta’ala, Rela dan marah juga karena Alloh . itu semua pengertian dari akhlak yang baik ,mengenai sebagian sifat-sifatnya.        
Dilihat dari kacamata psikologi, senyum juga memiliki dampak positif bagi para pelakunya. Disebutkan, dengan senyum orang dapat mengurangi tingkat stres, meningkatkan kekebalan secara psikologis, memicu perasaan optimis, dan dapat meningkatkan hubungan baik dengan orang lain.
      Percaya atau tidak, senyum itu menular. Seseorang yang tersenyum akan membuat suasana menjadi ceria sehingga mengubah mood orang lain disekitarnya, menjadi ikut senang. Orang yang suka tersenyum akan membawa kebahagiaan bagi orang lain. Dari segi kesehatan, senyum juga memiliki peran yang penting untuk ikut menjaga kebugaran tubuh. menurunkan tekanan darah, membuat awet muda, karena Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda. Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda dan merasa lebih baik. jadi, sudahkah anda tersenyum hari ini? Kerena banyak dari sahabat beliau yang hatinya luluh dikarenakan akhlak baik beliau.  Dan perlu kita ingat bahwa Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu.”
        Ketawadhuan beliau adalah yaitu meletakkan tangan beliau salallahu’alaihiwasallam kepada sahabat Jarir bin Abdulloh karena      Diperbolehkannya bagi seorang komandan pasukan jika berbicara atau menasehati kepada seseorang,  hendaknya meletakkan tangannya pada sebagian tubuhnya, karena  dengan begitu lebih mengena ( masuk ) dalam hati seorang yang diajak bicara .
2.    Strategi da’wah adalah dengan lemah lembut.
3.    Mu’jizat Nabi shallallohu’alaihi wasallam yaitu mustajabnya doa beliau.
4.    Sarana da’wah adalah meluluhkan hati mad’u dengan do’a, mengambil hati orang yang memiliki peran penting ( pemimpin/putra daerah ) kaum. 
5.    Keutamaan berkuda dan mahir  menggunakanya  terutama bagi seorang pemimpin pasukan.  melakukan latihan bagi mujahid / pasukan dalam rangka berjihad. Hal ini sebagaimana telah diperintahkan Alloh Ta’ala dalam surah Al Anfal ayat : 60.
  
Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Qs.Al anfal:60)

6.     Keutamaan sahabat Jarir bin Abdulloh rodhiyallohu’anhu. Sebagaimana yang terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim bab “keutamaan Jarir bin Abdulloh”.
Referensi:
1.    Kitab Fiqhu Adda’wah Shohih Bukhori (3035)
2.    Minhajul Muslim
3.    Tuhfatul Ahwadzi Bisyarh Jami’ut Tirmidzi

Posting Komentar

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP