DALA100 FAIDAH M KITAB SYARH MUQODDIMAH TAFSIR

DALA100 FAIDAH M KITAB SYARH MUQODDIMAH TAFSIR


DALA100 FAIDAH M KITAB SYARH MUQODDIMAH TAFSIR
 KARYA SYAIKHUL ISLAM IBN TAIMIYYAH
Oleh ; Hudan Abe
1.       Kitab ditulis oleh syaikh dimulai dengan basmalah
Sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad S.a.w. untuk memulai setiap amalan dengan menyebut Nama Allah. Karena keagungan Nama Allah dan mengharap keberkahan dalam setiap amalan serta mempermudah dalam mengikhlaskan niat di dalamnya. Ibn Abbas berkata bahwa Heraklius menghendaki surat Nabi, maka Abu Sufyan membacakannya. Di dalamnya terlafadz basmalah.

2.       Muqoddimah kitab dimulai dengan khutbah hajah
Seseorang membacanya ketika hendak menyampaikan kebutuhannya, seperti pernikahan atau hal lain yang berkaitan dengan perkara dunia ataupun akhirat.

3.       Menjelaskan pokok pikiran penulis buku
Bahwa Allah tidaklah mengutus manusia sebagai Nabi ataupun Rasul, melainkan akan menyertai mereka mu’jizat sebagai bukti pengutusan mereka, pengukuhan dalam dakwah dan kebenaran kenabian. Dan mu’jizat Nabi Muhammad adalah Al Qur’an.

4.       Pengertian Al Qur’an
Kalamullah, selalulah memulai pengertian dengan kalimat ini. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang termaktub dalam  mushaf, yang berfungsi melemahkan penentangan kaumnya dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.

5.       Bagaimana memahami Al Qur’an
Dengan mempelajarinya, memikirkan yang ada di dalamnya dan mentadabburi ayat ayatnya.

6.       Menghafalkan Al Qur’an
Bukan hanya di dalam otak ataupun lisan. Namun yang dimaksud adalah dalam dada (hati) kemudian dalam akhlak dan tingkah laku

7.       Yang penting dalam belajar
Mempelajari pokok-pokok ilmu nya terlebih dahulu. Supaya ilmu dapat berdiri dari pondasi yang benar benar kuat.


8.       Kebutuhan manusia  terhadap al qur’an
Dari mencari petunjuk darinya dan mendapatkannya, nilai ibadah bagi yang membacanya, mempelajari  dan mentadabburi makna dan hukum-hukumnya. Kemudian mengikuti nya sehingga mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat.

9.       Kekuatan do’a
Do’a adalah senjata seorang yang beriman. Membuktikan kelurusan tauhidnya dengan hanya bergantung kepada Allah, mengikuti ajaran Nabinya, serta melaksanakan ibadah yang disyari’atkan. Penulis menutup muqoddimahnya dengan do’a kepada Allah.

10.   Pentingnya niat yang lurus
Karena tidak ada pahala bagi yang tidak memiliki niat yang ikhlas.

11.   Amal yang benar
Adalah amalan yang dilandasi iman dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad
                                                                                                                                                                            
12.   Ucapan hamdalah
Adalah bentuk syukur lisan, setelah meyakini bahwa setiap kenikmatan adalah bersumber dari Allah.

13.   Sholawat Nabi
Penulis menutup muqoddimah dengan sholawat kepada Nabi Muhammad, sebagai bentuk syukur kepada Allah atas nikmat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Agar Allah senantiasa mengabulkan doa yang terkandung dalam sholawat.

14.   Do’a .. رب يسر وأعن برحمتك
Ya Allah, mudahkanlah dan bantulah dengan rahmat Mu. Dalam melaksanakan ibadah, khususnya menyelesaikan kitab ini. Seorang ulama, akan semakin butuh kepada Rabb Nya.

15.   Allah Maha Kuasa atas hidayah
Orang yang dikehendaki mendapat hidayah oleh Allah, maka tidak akan pernah tersesat. Begitu juga sebaliknya.

16.   Lafadz أشهد  dalam kalimat syahadat
Bahwa syahadat tidak dapat diwakilkan. Bentuk singular menunjukkan pentauhidan.

17.   Sebab penulisan kitab ini
Permintaan sahabat sahabat penulis untuk menetapkan suatu kitab yang mengandung kaidah kaidah yang dapat membantu untuk memahami makna AL Qur’an

18.   Namun, penulis juga menyadari bahwa memang dibutuhkan sebuah pedoman untuk menjawab kondisi yang di-curhat-kan sahabatnya

19.   Memaknai Al Qur’an tidaklah sembarangan
Dibutuhkan kaidah kaidah pokok, ditetapkan ulama salaf solih, selamat dari metode yang menyimpang ataupun penafsiran yang serampangan. Metode yang sesuai dengan manhaj Rasulullah.

20.   Kepekaan ulama
Penulis adalah seorang ulama, beliau mengerti keadaan mad’u, memenuhi kebutuhan mereka dan memenuhinya yaitu ketika masyarakat membutuhkan keputusan suatu hukum, kemudian masyarakat dapat beribadah sesuai dengan penjelasan tersebut.

21.   Kegunaan ilmu tafsir
Ilmu tafsir adalah kaidah yang berguna untuk membantu memahami makna Al Qur’an

22.   Tujuan diturunkannya Al Qur’an
Salah satu perkara dimaksudkan turunnya Al Qur’an adalah untuk difahami maknanya

23.   Melazimi Al Qur’an yang pertama
Membenarkan berita yang ada di dalamnya

24.   Melazimi Al Qur’an yang kedua
Melaksanakan kewajiban yang termaktub di dalamnya

25.   Melazimi Al Qur’an yang ketiga
Meninggalkan larangan larangan yang terdapat di dalamnya

26.   Lafadz dalam Al Qur’an tidak menyusahkan siapapun
Karena Al Qur’an dapat dibaca oleh orang yang buta huruf, orang yang memiliki ilmu, maupun penuntut ilmu

27.   Belajar untuk dapat memahami AL Qur’an
Karena pemahaman Al Qur’an hanya dapat diraih dengan belajar, berfikir dan tadabbur

28.   Mengamalkan Al Qur’an butuh kesungguhan
karena bersungguh sungguh adalah sesuatu yang berat bagi jiwa. Terlebih dalam pahitnya ketaatan

29.   Ulul albab
Orang yang selalu mengingat Allah baik duduk, berdiri ataupun berbaring. Memikirkan kebesaran Allah. Ahlu dzikir, ahli fikir dan ahli karya. Sensitif, kreatif, produktif

30.   Kelezatan ibadah
Dengan bersungguh-sungguh menempa diri untuk senantiasa taat kepada Allah

31.   Makna Al Qur’an
Ada dua makna yang terkandung dalam Al Qur’an. Terkandung dalam hukum hukumnya dan yang terkandung dalam rahasianya.

32.   Penafsiran Al Qur’an
Al Qur’an ditafsirkan melalui dua sisi. Sisi lafadznya saja, dan maksud sisi yang dikehendaki dari lafadz tersebut

33.   Macam tafsir
Tafsir Naqli dan Aqli. Metode Naqli mengedepankan penafsiran nash dengan penggunaan nash yang lain. Adapun aqli, penggunaan akal, diperbolehkasn selama tidak menyelisihi nash.

34.   Tentang syubhat dan syahwat
Keduanya telah sama diketahui hakikatnya, kedua hal inilah yang menghalangi tercapainya tujuan dari mempelajari AL Qur’an, ytaitu mendpatkan pengetahuan utuh tentang kebenaran.

35.   Ilmu haqiqi
Adalah ilmu yang dinukil secara jujur dari Rasulullah, ataupun pengetahuan lain yang tergali dari dalil dalil yang diketahui nash ataupun diterima akal sehat.

36.   Syarat i’tibar dalil aqli
Bolehnya penggunaan dalil aqli selama tidak menyimpang dari nash

37.   Peran akal
Dalam memahami Al Qur’an, akal sangatlah penting. Maka Allah memerintahkan untuk mentafakkuri dan mentadabburinya.

38.   Yang dimaksud selain dari ilmu
Adalah segala yang tertolak, karena tidak berdasarkan sumber yang tidak diketahui, menyibukkan dan tidak bermanfaat.

39.   Pembagian ilmu
Penulis menyebutkan tiga. Ilmu yang diketahui kebenarannya, ilmu yang diketahui kebatilannya dan ilmu yang diperintahkan untuk mensikapinya secara taqwaqquf.

40.   Lafadz  السبح \ سبّح   
Bila tidak mutakaliif, maka menjadi hiasan ucapan yang indahdan menyenangkan di hati.

41.   Kebutuhan umat terhadap Al Qur’an sangatlah besar
Al Qur’an adalah tali Allah yang sangatlah kuat. Sebagai pemberi peringatan yang bijaksana, jalan yang lurus, tidak dapat dirusak dengan hawa nafsu, tidak dapat dilecehkan atau diplesetkan dengan ucapan manusia, tidak pernah basi, dan tidak pernah hilang keajaibannya.

42.   Pensifatan Al Qur’an
Penulis mensifati Al Qur’an, bukan berlandaskan akalnya semata. Namun berdasarkan penjelasan Allah dalam kalamnya.

43.   Al Qur’an disifati = الحبــل
Disebut tali Allah karena menjadi penghubung kepada Allah Swt

44.   Al Qur’an disifati = الذكــر
Disebut peringatan karena di dalamnya terdapat peringatan bagi yang berpegang teguh dengannya dan mengagungkan peringatkannya.

45.   Al Qur’an disifati = الحكيـم
Sebagai penghukum, atau pemutus hukum. Karena terkandung di dalamnya hikmah hikmah yang tinggi hukumnya.

46.   Al Qur’an disifati = الصراط المستقيم
Jalan yang lurus. Tidak melenceng.                                                                                                  

47.    Ulama tidak pernah kenyang dari membaca, mentadabburi Al Qur’an
48.   Orang yang berkata dengan AL Qur’an, berhujjah dengannya, akan menjadi jujur. S
49.   Orang yang mengamalkan apa yang terkandung dalam Al Qur’an, mendapatkan pahala
50.   Orang yang berhukum dengannya, akan menjadi adil
51.   Orang yang berdakwah, menyeru kepada Al Qur’an, akan menadapatkan petunjuk kepada jalan yang lurus.
52.   Orang yang meninggalkan Al Qur’an karena sombong, akan dihancurkan oleh Allah
53.   Orang yang mencari petunjuk selain dari Al Qur’an, akan disesatkan Allah.
54.   Sifat ulama salaf
Mengatakan apa yang mereka ketahui dari ilmu Allah, dan diam terhadap hal hal yang tidak mereka ketahui

55.   Tafsir 4 sisi
Pertama, sisi yang hanya diketahui orang Arab. Kedua, sisi yang semua orang tau. Ketiga, sisi yang hanya diketahui ulama. Dan keempat, sisi yang hanya diketahui Allah.

56.   Ma’isyah dhonka
Kehidupan yang menyesakkan, adalah siksa kubur atau hati yang sempit.

57.   Orang yang mengikuti petunjuk tidak akan pernah tersesat
Penulis menjelaskan, bahwa orang yang mengikuti petunjuk tidak akan tersesat dalam amalnya dan tidak bersedih karena amalnya juga. Atau tidak tersesat di dunia dan tidak bersedih di akhirat.

58.   Berpegang teguh dengan AL Qur’an
Adalah sebab mendapat kebahagian di dunia dan akhirat. Menolak untuk berpegang teguh dengan Al Qur’an adalah sebab kesedihan dan celaka.

59.   Islam adalah keselamatan
Penulis menyebutkan bahwa, segala sesuatu yang mengakibatkan keselamatan  di duni dan akhirat adalah Islam.

60.   Jalan kebenaran
Sesungguhnya jalan menuju keselamatan hanya satu yaitu Islam. Namun memiliki cabang yang banyak seperti sholat, zakat, dlsb.

61.   Al Qur’an mengeluarkan dari kegelapan
Secara maknawi, dengan hidayahnya Al Qur’an mengeluarkan seseorang dari kebodohan, dari kegelapan tujuan. Supaya memiliki ilmu dan kemauan menerima kebenaran.

62.   Mengeluarkan dari kegelapan dengan izin Allah
Dengan izin Allah bermakna, barang siapa mengikuti petunjuknya dengan izin Allah. Karena manusi tidak melakukan sesuatu kecuali atas izin Allah.

63.   Orang yang mengikuti petunjuk Al Qur’an, maka akan bertambah hidayah atasnya
Bertambah hidayah dengan bertambahnya ilmu pada diri orang tersebut. ilmu yang bermanfaat tentunya.

64.   Bolehnya menyandarkan sesuatu pada sebabnya selama sebab itu diketahui.

65.   Sebuah sebab sebenarnya tidak memberikan pengaruh apapun. Namun izin Allah lah yang menjadikan nya sebab dan memberikan pengaruh.

66.   Lafadz  الحميد
Berbentuk wazn fa’il dan maf’ul sekaligus. Bahwa Allah Maha Tepuji perbuatan dan siafat-Nya. Allah memberikan pujian bagi hambanya yang berhak mendapatkannya.

67.   Al Qur’an disifati = الروح
Karena Al Qur’an memberikan kehidupan secara maknawi.

68.   Namun dapat juga diartikan kehidupan secara haqiqi atau sebenarnya.
Karena orang yang mencari hidayah darinya, akan mendapatkan hidup yang sempurna di dunia dan akhirat.

69.   Penjelasan ayat =و لأمر  الا له الخلق
Al Qur’an adalah al amru, sebuah urusan. Maka Al Qur’an bukanlah makhluq.

70.   Penjelasan ayat = ما كنت تدري من الكتاب ولا الإيمان
Sebelum mendapatkan wahyu , Rasulullah adalah orang yang tidak mengetahui apapun tentang kitab (Al Qur’an) ataupun tentang keimanan.

71.   Kaidah = والرسول يهدي إلى ولا يهدي من
Hidayah hanya milik Allah. Rasulullah hanya dapat menunjukkan kebenaran tanpa mampu membuat seseorang menjadikan menerima kebenaran. Karena hanya Allah lah yang memberi hidayah bagi yang Dia kehendaki.

72.   Penjelasan kalimat = ألا dalam ayat = ألا إلى الله تصير الأمور
Kata yang dimaksud menunjukkan pembatasan. Bahwa semua perkaera akan kembali kepada Allah untuk dipertanggung jawabkan. Bukan kepada selain-Nya.

73.   Kata = مقدمة
Dapat dibaca muqoddimah, ataupun moqoddamah. Muqoddamah berarti objek nya. Yaitu sesuatu yang diserahkan

74.   Adapun moqoddimah berarti pengantar dari sesuatu.

75.   Penjelasan ayat = ثم إن علينا بيانة
Melingkupi hal ini dan hal yang lainnya. Atau, penjelasan tentang lafadz dan makna Al Qur’an ada pada Allah. Ayat ini sebagai bantahan bagi orang yang menganggap bahwa Rasul tidak menjelaskan pengertian Nama nama Allah dan Sifat-Nya. Atau menuduh Rasul jahil terhadap Nama Allah dan Sifat-Nya.

76.   Cara sahabat Nabi belajar Al Qur’an
Kebanyakan para sahabat, belajar 10 ayat dari Nabi. Tidak mempelajari ayat selanjutnya kecuali setelah mempelajari apa yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut baik ilmunya ataupun pengamalannya. Maka para sahabat belajar Al Qur’an, ilmunya dan amalnya seluruhnya. Karena itulah, mereka hafal benar tentang suatu surat.

77.   Penjelasan ayat = كتاب أنزلنا إليك مبارك ليدبروا آياته
Keberkahan Al Qur’an ada saat membacanya, mengamalkannya, mendapatkan hasil berupa pengaruh bertambahnya iman.

78.   Penjelasan ayat = ليدبروا آياته وليذ كروا ألو الألباب
Pujian yang agung bagi orang yang mentadabburi ayat Al Qur’an, bahwa tadabbur adalah teman akal yang baik.

79.   Dua sisi al qur’an
Pertama Sisi ibadah dengan membacanya. Kedua sisi amal dan pelaksanaan, tidak akan tercapai bila tidak mengerti makna Al Qur’an.

80.   Sedikitnya perbedaan sahabat dalam memahami Al Qur’an
Ada dua sebab. Pertama, para sahabat telah mampu menahan hawa nafsu dalam memahami Al Qur’an dan hal lainnya. Kedua, Rasulullah-lah yang telah menjelaskan kepada mereka makna makna dalam Al Qur’an.

81.   Perbedaan pendapat salaf dalam tafsir dan hukum
Perbedaan sesama salaf dalam memhami Al Qur’an jauh lebih sedikit daripada perbedaan pendapat mereka dalam masalah hukum. Karena tafsir membahas arti lafadz makna dan maksudnya. Adapun masalah hukum, berdasarkan ijtihad, penelitian, dan qiyas.

82.   Kaidah = من حرم الأصول حرم الوصول
Barang siapa tidak menguasai pokoknya, tidak akan sampai pada tujuannya.

83.   Ilmu tafsir sebagai ilmu yang palig mulia
Karena ilmu tafsir menjelaskan makna ucapan Allah

84.   Manusia yang paling mengetahui perkara peperangan
Syaikul Islam Ibnu Taymiyyah menjawab penduduk Madinah kemudian penduduk Syam, dan kemudian penduduk Iraq

85.   Penduduk Madinah paling mengetahui hal tersebut karena mereka mengalaminya
86.   Penduduk Syam adalah orang yang sering berperang dan berjihad, mereka memiliki pengetahuan tentang jihad dan perjalanan yang tidak dimiliki bangsa lain
87.   Abu Ishaq al Fazzariy orang yang paling mengetahui permasalahan perang dari pada ulama ulama lain dari segala penjuru
88.   Dalam aspek pengetahuan tafsir, maka sesungguhnya manusia yang paling mengetahuinya adalah penduduk Makkah
Sahabat Ibnu Abbas seperti Mujahid, Atho’ bin Abi Robah, Ikrimah

89.   Rasulullah Muhammad memiliki nama lain yang disebutkan dalam Al Qur’an
Ahmad, Al Mahiy, Al Haasyi, dan Al ‘Aqib

90.   Al Qur’an juga memiliki nama lain
Al Furqon, Al Hadiy, Asy Syifaa, Al Bayaan, Al Kitab, dlsb.

91.   Penjelasan kalimat = نزلت هذه الآية في كذا
Terkadang bermakna sebagai sebab turunnya ayat, dan terkadang masuk dalam ayat meskipun bukan sebagai sebab nuzul

92.   Do’a Nabi untuk ibn Abbas = اللهم فقه في الدين و علمه التأويل
Sebagaimana diketahui bahwa ibnu Mas’ud tidak mengambil riwayat Israiliyyat, adapun yang mengambilnya adalah Ibn Abbas. Namun penulis tidak menyebutkan apakah semuanya atau hanya sebagiannya.

93.   Kaidah tentang Asma’ Allah dan Sifat Nya
Setiap nama dari nama-nama Allah menunjukkan dzat-Nya, dan sifat-Nya.  

94.   Sebab perbedaan
Dalil yang samar, kebingungan terhadap dalil tersebut, tidak mendengarnya, keliru dalam memahami nash, atau karena keyakinan yang bertentangan

95.   Tentang hadits mursal
Apabila banyak jalannya tanpa ada unsur kesengajaan maka menjadi shohih.

96.   Cara paling benar dalam menafsirkan Al Qur’an adalah menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an

97.   Menafsirkan Al Qur’an hanya menggunakan akal hukumnya haram

98.   Hadits Israiliyyat ada tiga macam
Pertama, yang diketahui kesohihannya di kalangan ulama salaf, yang disaksikan dengan ujur maka hukumnya shohih. Kedua, yang diketahui kedustaannya maka ulama salaf menyelisihinya. Ketiga, yang didiamkan kondisinya.

99.   Penafsiran Al Qur’an dengan selain Al Qur’an
Bila tidak terdapat penjelasan tafsir dari Al Qur’an, sunnah, dan tidak didapatkan dari para sahabat, maka para imam meruju’ nya kepada perkataan para tabi’in

100.                        Peringatan !!!
Maka barang siapa mengatakan sesuatu tentang Al Qur’an hanya dengan akal fikirnya, dia telah melakukan sesuatu tanpa ilmu tentangnya, dan menempuh sesuatu yang tidak diperintahkan kepadanya. Bila ternyata benar dalam memberikan makna, sesungguhnya dia tetaplah salah karena dia mendudukkan persolaan bukan pada tempatnya. Sebagaimana orang yang memutuskan hukum pada manusia berdasarkan kebodohannya walaupun keputusannya benar. Namun masih lebih ringan dosanya daripada yang salah.

Wallahu a’lam,.  


Posting Komentar

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP